Julian Assange, Pendiri Situs Kontroversial Wikileaks

http://www.mujahidit.com/2016/02/julian-assange-pendiri-situs.html
Julian Assange, Pendiri Situs Kontroversial Wikileaks

Disaat arus perkembangan informasi dan
teknologi yang sudah tak terbendung lagi, nampaknya urusan privasi
menjadi hal yang paling rawan disalah gunakan. Kini semakin mudah bagi
seseorang untuk mengetahui informasi tentang suatu hal. Caranya pun
tidak hanya lewat jalur legal, untuk mengakses informasi rahasia pun
telah banyak cara untuk membobolnya.
Dan jika kita membicara situs yang
paling fenomenal membocorkan informasi-informasi top secret dunia, tentu
Wikileaks salah satu juaranya. Mulai online pada tahun 2006, situs ini
rutin membocorkan banyak sekali informasi rahasia dari negara-negara
tertentu dan juga institusi publik. Tujuannya? Yakni untuk memaparkan
apa yang harus diketahui oleh banyak orang namun selama ini ditutupi
oleh pihak tertentu demi sebuah kepentingan.
Jika berbicara tentang Wikileaks tidak
akan lengkap tanpa mengulik kisah hidup pendirinya yakni Julian Assange.
Perjalanan hidup yang berat serta idelisme yang sangat tinggi tentang
arti “keterbukaan informasi”, menjadikan dirinya salah satu tokoh paling
disoroti setidaknya dalam satu dasawarsa terakhir.
Kisah Hidup Julian Assange
Julian Assange lahir pada tanggal 3 Juli
1971 di kota Townsville, Queensland, Australia. Lahir dengan nama
lengkap Julian Paul Assange, kehidupan masa kecilnya jauh dari kata
bahagia. Sejak kecil ia harus menerima kenyataan bahwa orang tuanya
harus bercerai. Parahnya setelah proses perceraian, ibunya menikah
dengan laki-laki yang tidak baik. Jangankan mendapatkan perhatian yang
cukup, ayah tirinya yang seorang musisi tersebut justru sering melakukan
tindakan kekerasan pada ia dan sang ibu, Christine.
Menjelang belasan tahun, ia dan ibunya
lebih memilih untuk pergi dari si ayah tiri untuk hidup berkelana.
Mereka sama sekali tidak mempunyai tujuan, hanya menghabiskan waktu dan
mencoba bertahan hidup. Untungnya sang ibu masih bisa mencari
penghasilan, setidaknya kehidupannya masih layak. Menjalani hari hari
yang sulit menjadikan pribadi Julian semakin kuat dan cenderung keras.
Sisi baiknya semua kepenatan hidup tersebut dapat ia salurkan pada
kegiatan yang baik yakni mempelajari ilmu komputer dan bermacam #teknologi. Tercatat ia pernah mengenyam pendidikan di beberapa universitas berbeda di Australia.
Pada usia 16 tahun, Julian sudah
mempunyai kemampuan di atas rata-rata dalam hal meretas situs dan data
digital. Ia bersama beberapa temannya pun membentuk sebuah jaringan
hacker yang bernama Internasional Subversives. Kala itu dengan kemampuan
hacking yang dimiliki, mereka bisa membobol data data rahasia dari
beberapa institusi seperti bank atau perusahaan swasta. Tujuan mereka
kala itu ingin memberberkan informasi-informasi rahasia yang mungkin ada
kaitannya dengan kasus korupsi ataupun masalah hukum lain yang selama
ini masih ditutupi.
Namun karena memang aktifitas hacking
termasuk tindak cybercrime, hasilnya ia dan kelompoknya ditangkap dengan
tudungan pembobolan data digital. Beruntung, ia tak sempat mencicipi
jeruji besi. Ia hanya diharuskan membayar denda sebagai jaminan.
Julian Mendirikan Wikileaks
Setelah sekian lama menjalankan aktivitas hacking bersama jaringan miliknya, Julain memutuskan untuk membangun situs Wikileaks. Menurutnya Wikileaks merupakan interpretasi dari usahnya selama bertahun-tahun mengumpul berbagai data dan dokumen rahasia.
Bersama 5 orang rekan, ia mulai
menjalankan situs tersebut. Sesuai dengan tujuan yang masih di pegangnya
sejak dulu, Wikileaks hanya mempunyai tujuan yakni sebagai media agar
dunia tahu tentang apa yang seharusnya mereka tahu. Beberapa tujuan
implementatif Wikileaks yakni untuk membongkar kemungkinan tindakan
korupsi, pelanggaran HAM, serta membantu pihak-pihak yang selama ini
menjadi korban konspirasi negara besar atau suatu institusi.
Pernyataan yang mengejukkan pernah
diungkapkan Julian. Bahwa dirinya bersama timnya telah mengantongi data
rahasia dalam jumlah yang sangat besar, bahkan ia menklaim pemberitaan
yang selama ini berhasil di blow up melalui media legal hanya sejumput
kecil dibandingkan data rahasia hasil “jarahan” tim Wikileaks.
Sedikit contoh informasi rahasia yang
telah dibocorkan oleh Wikileaks di antaranya, keterlibatan negara
Amerika pada kasus Guantamo serta perang Afghanistan dan Irak. Tidak
hanya “daleman” Amerika saja yang diungkap, masih banyak negara lain
yang rahasianya ikut tercatut dalam posting situs Wikileaks.
Selain banyaknya pihak kontra, ternyata
banyak juga pihak yang pro dengan usaha yang dilakukan Julian. Bahkan ia
pernah mendapatkan penghargaan yang sangat prestisius yakni Person Of
The Year 2010 dari majalah Time, serta 25 Visioner Pengubah Dunia versi
majalah Utne Reader.
Kehidupan Yang Tak Pernah Tenang
Apa yang dilakukan Julian praktis ikut
mempengaruhi kehidupan pribadi Julian, ia tidak pernah tinggal dengan
tenang di satu negara. Beberapa tahun lalu, ia dilaporkan
berpindah-pindah negara untuk menghindari kejaran pihak Interpol. Yang
menjadi tanda tanya besar adalah alasan pengejaran Julian bukan karena
pembuatan situs Wikileaks melainkan atas tuduhan melakukan tindakan
asusila selama saat ia tinggal di Swedia.
Namun banyak pihak yang menilai bahwa
tuduhan tersebut hanya sebuah rekayasa untuk membungkam Julian bersama
Wikileaks-nya. Dalam sebuah kesempatan ia juga dengan tegas menyatakan
tidak pernah melakukan tindakan yang disangkakan.
Apa yang dilakukan oleh Julian mungkin
menjadi contoh sempurna kuatnya keyakinan seseorang pada apa yang ia
percaya. Mungkin Julian Assange memilih jalan “berbahaya” dalam mencapai
cita-citanya, namun setidaknya yang dapat kita contoh adalah bagaimana
Julian memberikan segala yang ia punya untuk mencapai tujuan hidupnya.
Bagaimana dengan kita, sudahkah melakukan usaha yang sama besar?.(Maxmanroe)